Mig33 Java
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Welcome to The Jungle of Community
 
IndeksIndeks  GalleryGallery  Latest imagesLatest images  PencarianPencarian  PendaftaranPendaftaran  Login  
Login
Username:
Password:
Login otomatis: 
:: Lupa password?
ChatMover

ShoutMix chat widget
Latest topics
» Best Way to Upload 1080p/720p MKV video to YouTube
matahari EmptyWed Jul 06, 2016 12:37 pm by Violet10

» Best Way to Upload 1080p/720p MKV video to YouTube
matahari EmptyWed Jul 06, 2016 12:37 pm by Violet10

» Multi-track MXF Converter- Transcode MXF for FCP X
matahari EmptyThu Apr 30, 2015 10:18 am by JoanHaylee

» Backup Blu-ray to portable hard drive for playback
matahari EmptyMon Apr 27, 2015 6:39 pm by Violet10

» Convert MKV for uploading to your Tivo from PC
matahari EmptySun Apr 19, 2015 1:03 pm by Violet10

» Solved: Tivo and WD TV Live streaming media player
matahari EmptyThu Apr 09, 2015 4:28 pm by JoanHaylee

» Copy and Play DVD movies on Galaxy Tab Pro 12.2
matahari EmptySat Mar 28, 2015 12:38 pm by Violet10

» Import Sony AX1 4K XAVC S to FCP and Burn to DVD
matahari EmptyThu Feb 26, 2015 3:29 pm by JoanHaylee

» How To Play Flash (FLV/F4V) Videos on Any Kindle Fire
matahari EmptySun Feb 15, 2015 2:24 pm by Violet10

Top posters
PutRa
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
c4rtenz
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
Adhy_jog
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
Bad_down
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
Ngadimin
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
josatriani
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
Kodhok
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
cnugh
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
ferdy_aja
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
andika75
matahari Vote_lcapmatahari Voting_barmatahari Vote_rcap 
Gallery
matahari Empty
Banner Link
Mig33Java Community

Mig33Java Forum Community

 

 matahari

Go down 
3 posters
PengirimMessage
eka
Calon Tamtama
Calon Tamtama



Female
Jumlah posting : 2
Age : 38
Lokasi : bandung
Mig33 Username : eka
Registration date : 12.06.08

matahari Empty
PostSubyek: matahari   matahari EmptyThu Jun 12, 2008 1:56 pm

Hari ini diawali dengan matahari yang bersinar menyelusuri celah daun yang yang menari dialunan angin berhembus, sapaan hangat sinarnya membangunkan aku dalam mimpi lelap nan panajang. Ketika aku membuka mata perlahan-lahan terlihat samar-samar bunga-bunga yang indah disekelilingku. Sayup-sayup terdengar mereka berbicara

“dia sudah mekar. . . “

Diringi suara yang lainnya, kadang terdengar bisikan nada iri bahkan marah. Siapa mereka tanyaku. Aku berusaha untuk membuka kelopak-kelopakku perlahan. Pada akhirnya aku bisa melihat namun secara samar dan berbayang. Aku berusaha mengenali tempat dimana aku berada, disini banyak kumpulan bunga-bunga yang indah, mereka terlihat cantik, namun penuh dengan tatapan sinis, merendahkan dan meremehkan. Kenapa??? Tapi apa yang aku lihat berlikutnya lebih mengejukan, mereka telah terpotong di dahannya, tanpa akar yang kuat menopang. Ironis! Pemandangan sadis terbentang saat aku membuka mata, kejam pembunuhan secara massal lebih diterima dibandingkan membiarkan bunga-bunga ini mati lemas. Akupun tertunduk, entah apa yang aku rasakan tapi perasaan ini menyiksaku, sempit tak bisa bernapas.

“akhirnya kau mekar juga!, hai matahari....”

Sapaan sinis pertama yang aku dengar dari bunga lili yang ada di depanku. Dia terlihat manis dengan 5 buah kelopak putih dan putik sari berwarna kuning.

“namaku carla. . . lili carla”

Caranya mengenalkan diri begitu sombong dan seakan-akan menetapkan garis perbedaan kasta bagiku dan dia. Ia begit anggun dan berkelas, sedangkan aku. . .

“Apa ini?”tanyaku dalam hati

Memang aku dan dia sangat berbeda, aku . . . hanyalah bunga matahari yang besar, tinggi dan tidak terlihat cantik dibandingkan dia. Putiku, kelopakku, batangku. . . bahkan tidak terlihat cantik. . .

“eh tidak sopan! Sapa namamu”

Teguran bunga mawar merah membuyarkan lamunanku. Aku hanya terpaku menatap bunga lili carla.

“saya . . . “ ucapku pelan

Tiba-tiba ada seorang gadis kecil hadir membuatku bertambah bingung.

“kak... lihat bunga mataharinya sudah mulai mekar”

Kata gadis kecil dengan mata yang berbinar menatapku dengan senyum lebar di wajah manisnya, wajahnya putih bersih, sinar matahari pagi yang menerpanya memperlihatkan lesung pipit manis menghiasi pipi kirinya. Walau terlihat jelas ia masih mengantuk dan di sudut matanya terlihat jelas kelelahan dan rasa malas yang tersisa. Rambutnya keriting panjangnya dibirkan terurai begitu saja, dengan pakian tidur bermotif pokadot pink ia terlihat tambah manis. Dialah orang pertama yang menyapaku dengan tanpa rasa iri, bahkan dia terlihat bangga. Entah bagaimana ia membuatku terasa nyaman dengan senyumannya itu.

“iya bunga mataharinya sudah mekar. Selamat yach lia”

Ucap seorang laki-laki memeluk lia. Mereka terliat bahagia menatapku.
Seorang pria dewasa berbadan tegap dengan wajah dan sinar mata lembut menghapiri. Rambut hitam legam bergelompang ia trap, sehingga berkesan rapih dan sahaja. Dengan pakain kemeja putih berlogo matahari flower shop di dada kanannya ia terlihat segar pagi ini. Aku bisa mencium wewangian di badannya.

“ayo kita buka tokonya”
“iya!” ucap lia bersemangat.”
“sana mandi dulu. . . “

Lia tersenyum malu, kemudian ia bergegas pergi masuk ke dalam. Di dalam toko ini cahaya matahari masuk dengan leluasa, jendela-jendela besar bergaya arsitektur belanda dan teras berhiaskan patung-patung bergaya eropa belum lagi menghiasi seakan berucap selamat datang. Di sudut kanan sebuah air mancur kecil dimana ikan-ikan kecil sanggup berkeliling, seakan-akan kita sanggup menangkapnya dengan tangan kosong. Bersebarangan dengan bangku panjang kecil di bawah pohon angsana.

Iya, ini adalah toko bunga dimana setiap orang mengirimi orang mereka kasihi, dengan bunga. Toko bunga yang langsung menghadap jalan raya. Aku terlalu bahagia dengan senyuman lia yang menyabutku, tanpa menyadari bunga yang lainnya berbisik satu sama lain dengan menatapku tajam. Sesaat, hatiku yang diangkat ke surga tiba-tiba dijatuhkan ke dalam neraka. Tatapan mereka yang selalu merendahkan, bisikan yang tak pernah aku dengar. Aku kembali tertunduk.

“selamat pagi”

Sapaan lia kepada pelanggan pertama mereka.

“selamat pagi”

Mereka terlihat berbincang, kemudian memilih-milih bunga yang di tempatkan pada vas besar. Bunga mawar yang warna-warni, putih, merah, merah muda, kuning. Belum juga lili, desi, lavender, tulip yang beraneka ragam, namun hanya aku sendiri tanpa bunga matahari yang lain. Aku sedih dan terlihat berbeda, tak seperti yang lain selalu bergerombol dan terlihat mengagumkan.

Aku memang berbadan tinggi, tak harus ada meja yang menyangaku, tak perlu etalase untuk memajangku. Aku mencolok dibandingkan bunga-bunga kecil yang lain terlihat mempesona dan begitu menyejukan. Aku. . .

Seharian ini banyak pelanggan yang datang dan pergi dengan membawa buket bunga yang telah di rangakai lia dan kakaknya herlambang. Kakak beradik itu terlihat lelah namun tetap bersemangat. Entah apa yang membuat mereka seperti itu?, aku hanya berusaha mengalihkan perhatianku kepada mereka, agar aku tidak kesepian di sudut toko ini.

Aku memang ditempatkan di sudut toko ini, bunga-bunga yang lain berjejer di etalse siap dipilih. Sesekali para pelanggan menghampiriku, aku berusaha memunjukan wajah manisku, tapi berkali-kali mereka tidak jadi membeliku. Aku kecewa sekali, terkadang melihat pelanggan berbincang dan menujuk ke arahku namun lia dan herlambang selalu tersenyum dan menggelangkan kepalanya, entah apa yang merka katakan, aku tidak dapat mendengarnya. Tapi apakah merekapun tak ingin aku dibeli???.

Bunga-bunga yang lain hampir semua terbeli, tapi aku? Kenapa hanya aku yang masih berbatang dan berakar??? Apa aku memang tak pantas menjadi pajangan manis dirumah? Atau aku terlalu buruk dalam kriteria sebuah bunga???
“Ya Tuhan. . .” pangilan pembukaku kepada sang pencipta, namun aku tak sanggup lagi mengeluh

Di toko ini, ada subuah foto menghiasi meja mereka. Dibingkai oleh frame kayu berwarna coklat, aku tau, Lia selalu saja mencuri pandang ke dalam foto itu.

“Lia kamu kangen sama Ayah, Ibu yah?”tanya Herlambang

“Kamu jangan ganggu ayah dan ibu yang udah isirahat di surga” Herlambang

merunduk dan menatap wajah lia. Ia tersenyum manis dan membungkuk

“iya maaf dech kak” bujuk Lia

Sepanjang hari, aku lalui dengan melihat bunga yang lain datang dalam dingin pagi, dalam kehagatan siang satu-persatu di bawa pergi oleh pelanggan yang membawa mereka dengan berbagai perasaan yang ingin disampaikan. Terlihat kebahagian yang bersinar terang dan kadang kabar duka yang menyesakkan jiwa.
sama, expresi yang mereka keluarkan padaku tetap sama. Rasa iri dan cemburu yang mereka berikan tetap saja tidak dapat aku mengerti. Mereka datang di toko ini dengan tujuan, tapi aku? sudah berhari-hari aku ada di sini, tak satupun pelanggan yang membeliku?

“Ya Tuhan. . . “

Jeritku dalam keheningan, isak tangisku hanya terdengar dalam hati dan jiwa. Tersayat hatiku. . namun entah kenapa bahkan luka ini tak terasa sakit setiap harinya, bahkan oleh tatapan merendahkan dan cibiran yang terlontar.

Apa karena aku adalah satu-satunya bunga Matahari disini tanyaku dalam hati. Padahal kami diperlakukan sama Lia dan Herlambang mengganti air kami setiap pagi, sama-sama diterangi sinar pagi. Tapi. . .

Pada suatu pagi tidak seperti biasanya Lia dan Herlambang tidak mendapat kiriman bunga. Di toko ini hanya ada beberapa bunga sisa-sisa penjualan kemarin, dan bahkan merekapun. . .

“ayo lia kamu siap” tanya Herlambang dengan senyuman di wajahnya. Tidak

seperti pakaian bisa yang ia gunakan, namun hari ini dia terlihat berbeda dengan T-shirt putih dan celana cargonya.

“iya dong. . . Lia’kan udah nunggu-nunggu hari ini kak!” Balas lia gadis kecil itu mengikat kuncir di rambutnya yang keriting.

Dengan tank top putih dan rok coklat berkibar-kibar ia terlihat manis sibuk kesana-kemari. Tiba-tiba potku di tancapi batang kayu dan batangku diikat, terasa terpenjara!. Mereka bahkan menututupiku dengan plastik hitam. Aku bingung kenapa mereka melakukan hal ini padaku? Apakah mereka juga membenciku? Tak ingin melihatku lagi?. Terlintas lagi dipikiranku hari menyenangkan bersama mereka, hanya mereka yang tersenyum menyambutku, hanya mereka yang perduli padaku!!!. Tapi . . .

Dalam kegelapan Aku dibawa pergi dalam deru desing motor selama beberapa jam dengan penuh rasa bimbang dan sedih yang mendalam. Perih dibuang oleh orang yang kau kasihi. entah sudah beberapa lama, suara motorpun berhenti dan plastik hitam yang menutupiku di lepas kayu yenag merka tancapkanpun. . .

Hembusan angin segar pegununggan menyapaku setelah panas dan pengap dalam kegelapan. Dimana ini? dengan penuh dengan rasa bingung mereka melanjutkan perjalannya dengan membawaku serta. Namun seribu tanyaku terhenti dengan keterkejutanku atas expresi mereka yang serius penuh kehidmatan.

Tangan kiri Herlambang mengangkat potku dan tangan kanannya memegang erat tangan Lia. Langkah mereka menuntunku pada rumah kecil bercat putih ditepian pegunungan, masih terlihat rumah ini terawat dengan baik walau sudah tidak ada penghuninya. halaman rumah itu tak luas namun pemandangannya sangat mengagumkan langsung mengarah ke kota. Hembusan angin dingin dari arah kota menghembuskan kelopakku.

Herlambang masuk ke dalam rumah dan mengambil cangkul dan menamamku tepat menghadap kota. Akarku, akhirnya bisa menyentuh ibu dan bergerak bebas merangkulnya. Menyerap dengan bebas kasih sayang yang ia berikan. Aku. . . aku belum pernah sebahagia ini sebelumnya. Mengecap manisnya kebahagiaan yang di berikan Tuhan melalui tangan kedua anak itu.

Keduanya terlihat lega dan saling tersenyum

“ibu . . . ayah. . ‘ nada Lia lirih
Lia sudah menanam bunga Matahari kesukaan ibu” ada setitik embuk di sudut matanya.

Jelas ia terlihat sedih, aku hanya bisa menatapnya penuh tanya.

“Lia nanti. . akan jadi anak. . .” ucapnya terbata oleh tarikan napasnya yang berat

“yang ibu selalu harapkan, seperti Matahari” air matanya tak sanggup lagi ia tahan

“Matahari yang selalu bersinar hangat di pagi hari” Lia tak lagi sanggup berucap. Ia tertelan dalam tangis di wajahnya sendiri.

Herlambang dengan wajah sedih tetap berusaha tersenyum bangga terhadap adik kecilnya

“ayo Lia masuk ke dalam udah mau hujan” Keduanya melangkah ke dengan bergandengan tangan

Akhirnya aku menemukan alasan aku untuk hidup dan terus hidup, demi Lia, Herlambang dan orang tua mereka. Air hujan mulai membasahi bumi dan memandikanku dalam kesejukan kebahagiaan. Air yang membasuh kelopak dan daun dan akarku terasa sangat menyejukan tak hanya raga namun jiwa ini. Tak rasa lagi ada beribu tanya, jika Tuhan telah memutuskan maka jadilah!.
Kembali Ke Atas Go down
Ngadimin
Jenderal
Jenderal
Ngadimin


Male
Jumlah posting : 775
Lokasi : Djokdja
Interest : Euphoria Graphic
Mig33 Username : papah3_thol3
Registration date : 05.02.08

matahari Empty
PostSubyek: Re: matahari   matahari EmptyFri Jun 13, 2008 12:27 am

Makasih Eka...
Woh cerpennya bagus tuh, mengharukan...
aku sampai meneteskan air mata nih. Crying or Very sad Crying or Very sad

Ditunggu cerita berikutnya.
Kembali Ke Atas Go down
https://mig33java.indonesianforum.net
PutRa
Mayor Jenderal
Mayor Jenderal
PutRa


Male
Jumlah posting : 1467
Age : 37
Lokasi : Ngajogjakarta Berirama
Interest : Makan,Tidur,Browsing,Hang Out
Mig33 Username : Kr-djo/blue_boyz.cool
Registration date : 25.04.08

matahari Empty
PostSubyek: Re: matahari   matahari EmptyFri Jun 13, 2008 9:51 am

Crying or Very sad Crying or Very sad Aku ya iya Pak min melu sedih ki..Hixz8
Eka pinter buat crita..
Bagus tuh,Besok jadi Calon penggantinya Mira.W nich..Hehe
Kembali Ke Atas Go down
http://putra-putrablogs.blogspot.com/
Sponsored content





matahari Empty
PostSubyek: Re: matahari   matahari Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
matahari
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Mig33 Java :: RELAXSASI :: Kata-kata :: Cerita Pendek-
Navigasi: