Penampilan yang merosot di beberapa penampilan terakhir mereka, membuat Manchester United introspeksi. Bukan hanya membenahi masalah teknis, United juga sibuk melakukan pembenahan di bidang non teknis. Salah satu yang disoroti adalah masalah warna kostum kiper mereka, Edwin van der Sar. Ada apa gerangan dengan kostum itu?
Ternyata, MU merasa hasil yang diraih Setan Merah akan lebih baik bila Van der Sar memakai kaos berwarna kuning. Van der Sar mengenakan kaos berwarna biru ketika digilas Liverpool 1-4 dan dikalahkan Fulham 0-2. Bahkan, kiper kedua Ben Foster tampil cemerlang di final Piala Liga melawan Tottenham Hotspur ketika memakai kaos kuning.
Suratkabar The Sun memberitakan, penilaian itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan majalah suporter MU Red News. Penelitian ini cukup berpengaruh ketika MU mengganti seragam kiper dari warna abu-abu pada tahun 1996. Berdasar penelitian itu, dari 17 penampilan musim ini, MU hanya kebobolan empat kali dengan surplus selisih gol 21 hasil 12 kemenangan, kalah sekali, dan empat imbang, sehingga meraih 40 poin dari kemungkinan 50.
Namun, ketika memakai kaos biru, MU kebobolan 13 gol dengan surplus selisih gol hanya tujuh, menang enam kali, tiga kekalahan dan sekali imbang. Juara bertahan Liga Primer Inggris cuma mendulang 19 poin dari kemungkinan 30.
MU pun kembali menggunakan jasa "optometrist" (ahli mengenai spektrum warna dan pengaruhnya), Gayle Stephenson untuk memberikan masukan mengenai kaos kiper yang tepat bagi tim bermarkas di Old Trafford itu. Stephenson merupakan penasehat pakaian MU tahun 1996